PT Pindad akan produksi Medium Battle Tank 2014
Anoa 2A1: design Illustration by militer.info
Salah saru Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pindad telah sukses mengembangkan dan memroduksi tank tempur medium (Medium Battle Tank) untuk kali pertama. Perusahaan ini pun tidak meniru model tank tempur Medium Marder buatan Jerman meski Indonesia membelinya beberapa waktu lalu. Pindad mengembangkan tank tempur medium itu sesuai kebutuhan dan permintaan TNI.
“Ketika beroperasi nanti dapat digunakan secara maksimal. Kami akan disain dengan menyesuaikan requirement dari kavaleri TNI,” ujar Hery Mochtady kepala Divisi Kendaraan Khusus Pindad. Sejauh ini, lanjut Hery, tahapan yang telah dilalui sampai pada pembuatan disain.
Dalam pembuatan disain inilah kavaleri TNI dilibatkan meski tidak sampai ke tahap lebih jauh. Pindad menarget pada 2014, tank tempur itu sudah menjadi prototype. Setelah prototype jadi yang kemudian mulai produksi. Sementara itu, PT Pindad tidak keberatan mengikuti perintah Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk melepas anak dan cucu usaha yang produksinya tidak sejalan dengan bisnis inti induk perusahaan.
Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Sudarsono mengatakan, melepas anak usaha dan cucu Pindad tidak akan membuat keuntungan perusahaan berubah secara drastis.
“Kalau pemerintah mengatakan begitu (menjual anak usaha dan cucu Pindad), ya kami ikut ketentuan pemerintah saja. Saya yakin, kinerja Pindad akan tetap berjalan baik. Dengan melepas anak usaha mau pun cucu usaha tidak serta merta membuat Pindad jomplang,” ungkap Adik.
Perintah yang ditetapkan pemerintah tersebut, lanjut Adik, akan segera dilaksanakan Pindad dengan lebih fokus pada bisnis di bidang kemiliteran. Apalagi bisnis di luar militer, hanya sedikit nilai sahamnya.
Kerjakan pesanan enam unit Komodo
Pada kesempatan lain, Adik Avianto Soedarsono mengatakan menuturkan bahwa pesanan peluru dari TNI tahun 2012 meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. BUMN di bidang senjata itu tengah mengerjakan pesanan peluru SS109.
Perseroan telah memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk senilai Rp156 miliar untuk mesin amunisi kaliber 5,56 milimeter. Mesin tersebut baru dapat diperoleh dalam 18 bulan ke depan. Pindad diberi tenor 10 tahun, sehingga masih banyak waktu untuk menyelesaikan kewajibannya kepada BRI.
Selanjutnya Adik menjelaskan bahwa pinjaman tersebut dilakukan karena penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp300 miliar dari Rp700 miliar yang diajukan belum cair. Apabila suntikan dana dari pemerintah dapat digulirkan, maka perseroan akan segera melunasi fasilitas kredit tersebut.
“Kita tidak bisa selalu tergantung dan menunggu kapan cairnya PMN itu, makanya kita minta izin dari menteri BUMN untuk dapat meminjam. Selain itu, Pindad juga tengah mengerjakan enam unit Komodo, sebuah kendaraan tempur lapis baja yang memiliki kemampuan bermanuver sangat baik, pesanan Kopassus, TNI AD, dan Brimob,” ujarnya.
Enam unit pesanan itu terdiri atas dua Komodo varian pendobrak untuk 10 personel pesanan Kopassus, tiga Komodo varian Armored (tahan peluruh) Personnel Carrier (APC) atau pembawa pasukan untuk 10 personel dan satu versi rudal mistral (anti serangan udara) untuk TNI AD. (Sumber: Tender-Indonesia.com)
Salah saru Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pindad telah sukses mengembangkan dan memroduksi tank tempur medium (Medium Battle Tank) untuk kali pertama. Perusahaan ini pun tidak meniru model tank tempur Medium Marder buatan Jerman meski Indonesia membelinya beberapa waktu lalu. Pindad mengembangkan tank tempur medium itu sesuai kebutuhan dan permintaan TNI.
“Ketika beroperasi nanti dapat digunakan secara maksimal. Kami akan disain dengan menyesuaikan requirement dari kavaleri TNI,” ujar Hery Mochtady kepala Divisi Kendaraan Khusus Pindad. Sejauh ini, lanjut Hery, tahapan yang telah dilalui sampai pada pembuatan disain.
Dalam pembuatan disain inilah kavaleri TNI dilibatkan meski tidak sampai ke tahap lebih jauh. Pindad menarget pada 2014, tank tempur itu sudah menjadi prototype. Setelah prototype jadi yang kemudian mulai produksi. Sementara itu, PT Pindad tidak keberatan mengikuti perintah Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk melepas anak dan cucu usaha yang produksinya tidak sejalan dengan bisnis inti induk perusahaan.
Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Sudarsono mengatakan, melepas anak usaha dan cucu Pindad tidak akan membuat keuntungan perusahaan berubah secara drastis.
“Kalau pemerintah mengatakan begitu (menjual anak usaha dan cucu Pindad), ya kami ikut ketentuan pemerintah saja. Saya yakin, kinerja Pindad akan tetap berjalan baik. Dengan melepas anak usaha mau pun cucu usaha tidak serta merta membuat Pindad jomplang,” ungkap Adik.
Perintah yang ditetapkan pemerintah tersebut, lanjut Adik, akan segera dilaksanakan Pindad dengan lebih fokus pada bisnis di bidang kemiliteran. Apalagi bisnis di luar militer, hanya sedikit nilai sahamnya.
Kerjakan pesanan enam unit Komodo
Pada kesempatan lain, Adik Avianto Soedarsono mengatakan menuturkan bahwa pesanan peluru dari TNI tahun 2012 meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. BUMN di bidang senjata itu tengah mengerjakan pesanan peluru SS109.
Perseroan telah memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk senilai Rp156 miliar untuk mesin amunisi kaliber 5,56 milimeter. Mesin tersebut baru dapat diperoleh dalam 18 bulan ke depan. Pindad diberi tenor 10 tahun, sehingga masih banyak waktu untuk menyelesaikan kewajibannya kepada BRI.
Selanjutnya Adik menjelaskan bahwa pinjaman tersebut dilakukan karena penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp300 miliar dari Rp700 miliar yang diajukan belum cair. Apabila suntikan dana dari pemerintah dapat digulirkan, maka perseroan akan segera melunasi fasilitas kredit tersebut.
“Kita tidak bisa selalu tergantung dan menunggu kapan cairnya PMN itu, makanya kita minta izin dari menteri BUMN untuk dapat meminjam. Selain itu, Pindad juga tengah mengerjakan enam unit Komodo, sebuah kendaraan tempur lapis baja yang memiliki kemampuan bermanuver sangat baik, pesanan Kopassus, TNI AD, dan Brimob,” ujarnya.
Enam unit pesanan itu terdiri atas dua Komodo varian pendobrak untuk 10 personel pesanan Kopassus, tiga Komodo varian Armored (tahan peluruh) Personnel Carrier (APC) atau pembawa pasukan untuk 10 personel dan satu versi rudal mistral (anti serangan udara) untuk TNI AD. (Sumber: Tender-Indonesia.com)
0 komentar:
Posting Komentar