Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Assassin's Creed Brotherhood full version



Assassin's Creed Brotherhood full version

Assassin Creed: Brotherhood adalah sebuah video game aksi-petualangan dengan penekanan utama pada gameplay nonlinier, sandbox gaya gameplay, gerakan parkour, orang-blending siluman, pembunuhan dan sistem pertempuran jarak dekat. Sistem tempur dan beberapa fitur untuk pertama kalinya dalam seri, permainan menawarkan mode multiplayer bersama 15 + jam single-player gameplay.

Permainan memperkenalkan sistem manajemen baru: pemain bisa merekrut anggota baru dengan menghancurkan salah satu dari dua belas "Borgia menara" di sekitar Roma di mana pasukan kepausan ditempatkan, kemudian menyelamatkan warga yang tidak puas di daerah mereka dari mengganggu penjaga. Pemain, sebagai Ezio, kemudian dapat mengirimkannya ke tugas keliling Eropa atau panggilan mereka untuk dukungan selama misi (jika mereka tidak sudah diduduki).
 Tasking Assassins pemula membuat mereka mendapatkan pengalaman, dan pemain dapat menyesuaikan penampilan mereka, keterampilan dan pelatihan senjata untuk beberapa derajat dengan menghabiskan poin keterampilan yang telah mereka dapatkan. Assassins bisa mati pada misi, dari mana mereka tidak akan kembali. Ezio master gadget baru, seperti parasut Leonardo da Vinci, yang dapat digunakan ketika melompat dari gedung tinggi, bersama dengan racun anak panah, racun cepat bertindak, panah, dan kemampuan untuk menahan dan melemparkan senjata berat seperti kapak.


screenshot :









Minimum System Requirements

Windows XP (32-64 bits) / Windows Vista (32-64 bits) / Windows 7/ Windows 8
1.5 GB RAM (or 2 GB RAM in Windows Vista/7
Intel Core 2 Duo 1.8 GHZ or AMD Athlon X2 64 2.4GHZ
256 MB DirectX 9.0–compliant videocard with Shader Model 3.0 or higher
DirectX 9.0
8 GB Hard Disk space
Keyboard & mouse


Download link


Assassin's Creed Brotherhood full version 

nb : use daemon tools to install it

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Lockheed Martin Mengumumkan Inisiatif Industri Radar Indonesia



Lockheed Martin Mengumumkan Inisiatif Industri Radar Indonesia

Lockheed Martin (NYSE: LMT) telah meluncurkan inisiatif industri radar Indonesia sebagai bagian dari usaha perusahaan asal AS ini dalam mendukung agenda Indonesia untuk memordenisasikan dan memperluas jangkauan pengawasan udara Republik Indonesia.


Inisiatif ini mencakup transfer teknologi guna membantu pembangunan industri radar Indonesia, serta kerjasama dengan sejumlah universitas lokal guna mengembangkan sumber daya manusia untuk mendukung inisiatif ini. Meningkatkan kemampuan Indonesia untuk membuat beragam komponen radar yang fundamental akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap pemasok asing, sekaligus membuka banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia.

Lockheed Martin berkomitmen untuk mendukung Indonesia dan rencana revitalisasi industri pertahanannya," ungkap Robert Laing, Eksekutif Nasional, Lockheed Martin, Indonesia. "Tujuan kami adalah untuk menciptakan sebuah sektor teknologi dan lapangan pekerjaan yang baru demi menjamin industri yang berkesinambungan di Indonesia."

Lockheed Martin telah bekerjasama dengan Institut Teknologi bandung (ITB) untuk membuat kurikulum engineering teknologi radar. Selain itu, terdapat sejumlah program lainnya, ditambah dengan berbagai seminar teknis dan peluang pendidikan yang tengah berlangsung, seperti pelatihan pemimpin masa depan untuk pengembangan teknologi radar. Perusahaan ini juga telah mengintegrasikan kapabilitas manufaktur dengan sejumlah mitra lokal Indonesia, yang telah memulai memproduksi komponen-komponen radar.

Lockheed Martin juga kini tengah bersaing memperebutkan program radar Ground Control Intercept (GCI) Indonesia. Jika perusahaan ini berhasil memenangkan program tersebut, maka akan terbuka lebih banyak lapangan pekerjaan bagi mitra-mitra lokal, yang diperkirakan hingga dua juta jam kerja selama masa aktif radar-radar tersebut. Para mitra lokal akan mampu memproduksi komponen radar senilai hampir 100 juta dolar tiap tahun.


Pengalaman ekstensif radar pengawasan udara yang dimiliki Lockheed Martin dapat membantu Indonesia menjadmin keamanan dan keselamatan ruang udara baik bagi lalu lintas udara sipil maupun kedaulatan udara nasional untuk waktu yang sangat lama. Lockheed Martin telah memproduksi dan mengoperasikan lebih dari 200 radar pengawasan udara di 30 negara. Beroperasi di seluruh dunia selama 24 jam, radar-radar Lockheed Martin beroperasi sepenuhnya tanpa awak dan sebagian besar telah puluhan tahun di dalam kondisi lingkungan terpencil yang keras. Tidak ada satupun radar-radar tersebut yang pernah mengalami kerusakan, dan bahkan sebagian besar telah beroperasi dengan baik melampui masa garansi 20 tahun. Kehandalan dan umur yang panjang dari radar-radar tersebut adalah hasil dari investasi berkelanjutan Lockheed Martin di dalam teknologi canggih dan komitmen terhadap misi dan kebutuhan para konsumen.
Berpusat di Bethesda, Maryland, Lockheed Martin adalah perusahaan keamanan dan kedirgantaraan global yang memiliki sekitar 113.000 karyawan di seluruh dunia dan secara khusus terlibat di dalam riset, desain, pengembangan, manufaktur, integrasi, dan pemeliharaan beragam sistem, produk, dan layanan teknologi canggih. Penjualan bersih korporasi untuk tahun 2013 mencapai 45,4 miliar dolar.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Roket indonesia RX-420 & CN-235 Militer: Getarkan Australia, Singapura dan Malaysia

Roket RX-420 & CN-235 Militer: Getarkan Australia, Singapura dan Malaysia


Berikut sebuah artikel yang sangat bagus menurut saya yang dapat menunjukkan betapa waspadanya Australia, Singapura, dan Malaysia terhadap NKRI. Kepada Bung Cardiyan HIS selaku penulis, saya mohon izin untuk mempublikasikan artikel anda disini. Roket RX-420 & CN-235 Militer: Getarkan Australia, Singapura dan Malaysia


Meski sudah berlangsung 2 pekan yang lalu, peluncuran roket RX-420 Lapan ternyata masih jadi buah bibir. Anehnya bukan jadi buah bibir di Indonesia yang lebih senang ceritera Pilpres, tetapi di Australia, Singapura dan tentu saja di negara tetangga yang suka siksa TKI dan muter-muterin Ambalat yakni Malaysia. Seperti diketahui roket RX-420 ini menggunakan propelan yang dapat memberikan daya dorong lebih besar sehingga mencapai 4 kali kecepatan suara. Hal itu membuat daya jelajahnya mencapai 100 km. Bahkan bisa mencapai 190 km bila struktur roket bisa dibuat lebih ringan. Yang punya nilai tambah tinggi ini adalah 100% hasil karya anak bangsa, para insinyur Indonesia. Begitu pula semua komponen roket-roket balistik dan kendali dikembangkan sendiri di dalam negeri, termasuk software. Hanya komponen subsistem mikroprosesor yang masih diimpor. Anggaran yang dikeluarkan untuk peluncurannya pun 'cuma' Rp 1 milyar. Kalah jauh dengan yang dikorupsi para anggota DPR untuk traveller checks pemenangan Miranda Gultom sebagai Deputi Senior Gubernur BI yang lebih dari Rp. 50 milyar. Apalagi kalau dibandingkan dengan korupsi BLBI yang lebih dari Rp. 700 trilyun. 

Mengapa malah menjadi buah bibir di Australia, Singapura dan Malaysia? Karena keberhasilan peluncuran roket Indonesia ini ke depan akan membawa Indonesia mampu mendorong dan mengantarkan satelit Indonesia bernama Nano Satellite sejauh 3.600 km ke angkasa. Satelit Indonesia ini nanti akan berada pada ketinggian 300 km dan kecepatan 7,8 km per detik. Bila ini terlaksana Indonesia akan menjadi negara yang bisa menerbangkan satelit sendiri dengan produk buatan sendiri. Indonesia dengan demikian akan masuk member "Asian Satellite Club" bersama Cina, Korea Utara, India dan Iran.

Nah kekhawatiran Australia, Singapura dan Malaysia ini masuk akal, bukan? Kalau saja Indonesia mampu mendorong satelit sampai 3.600 km untuk keperluan damai atau keperluan macam-macam tergantung kesepakatan rakyat Indonesia. Maka otomatis pekerjaan ecek-ecek bagi Indonesia untuk mampu meluncurkan roket sejauh 190 km untuk keperluan militer bakal sangat mengancam mereka sekarang ini pun juga!!! Kalau tempat peluncurannya ditempatkan di Batam atau Bintan, maka Singapura dan Malaysia Barat sudah gemetaran bakal kena roket Indonesia. Dan kalau ditempatkan di sepanjang perbatasan Kalimantan Indonesia dengan Malaysia Timur, maka si OKB Malaysia tak akan pernah berpikir ngerampok Ambalat. Akan hal Australia, mereka ada rasa takutnya juga. Bahwa mitos ada musuh dari utara yakni Indonesia itu memang bukan sekedar mitos tetapi sungguh ancaman nyata di masa depan dekat. 

CN 235 Versi Militer
Rupanya Australia, Singapura dan Malaysia sudah lama 'nyaho' kehebatan insinyur-insinyur Indonesia. Buktinya? Tidak hanya gentar dengan roket RX-420 Lapan tetapi mereka sekarang sedang mencermati pengembangan lebih jauh dari CN235 versi Militer buatan PT. DIJuga mencermati perkembangan PT. PAL yang sudah siap dan mampu membuat kapal selam asal dapat kepercayaan penuh dan dukungan dana dari pemerintah.

Kalau para ekonom Indonesia antek-antek World Bank dan IMF menyebut pesawat-pesawat buatan PT. DI ini terlalu mahal dan menyedot investasi terlalu banyak ('cuma' Rp. 30 trilun untuk infrastruktur total, SDM dan lain-lain) dan hanya jadi mainannya BJ Habibie. Tetapi mengapa Korea Selatan dan Turki mengaguminya setengah mati? Turki dan Korsel adalah pemakai setia CN 235 terutama versi militer sebagai yang terbaik di kelasnya. Inovasi 40 insinyur-insinyur Indonesia pada CN 235 versi militer ini adalah penambahan persenjataan lengkap seperti rudal dan teknologi radar yang dapat mendeteksi dan melumpuhkan kapal selam. Jadi kalau mengawal Ambalat cukup ditambah satu saja CN235 versi militer (disamping armada TNI AL dan pasukan Marinir yang ada) untuk mengusir kapal selam dan kapal perang Malaysia lainnya.

Nah, jadi musuh yang sebenarnya ada di Indonesia sendiri. Yakni watak orang Indonesia yang tidak mau melihat orang Indonesia sendiri berhasil. Karya insinyur-insinyur Indonesia yang hebat dalam membuat alutsista dibilangin orang Indonesia sendiri terutama para ekonom pro Amerika Serikat dan Eropa: "Mending beli langsung dari Amerika Serikat dan Eropa karena harganya lebih murah". Mereka tidak berpikir jauh ke depan bagaimana Indonesia akan terus tergantung di bidang teknologi, Indonesia hanya akan menjadi konsumen teknologi dengan membayarnya sangat mahal terus menerus sampai kiamat tiba.Kalau ada kekurangan yang terjadi dengan industri karya bangsa sendiri, harus dinilai lebih fair dan segera diperbaiki bersama-sama. Misalnya para ahli pemasaran atau sarjana-sarjana ekonomi harus diikutsertakan dalam team work. Sehingga insinyur-insinyur itu tidak hanya pinter produksi sebuah pesawat tetapi setidaknya tahu bagaimana menjual sebuah pesawat itu berbeda dengan menjual sebuah Honda Jazz. Kalau ada kendala dalam pengadaan Kredit Ekspor sebagai salah satu bentuk pembayaran, tolong dipecahkan dan didukung oleh dunia perbankan, agar jualan produk sendiri bisa optimal karena akan menarik bagi calon pembeli asing yang tak bisa bayar cash.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Hubungan militer Rusia-Indonesia semakin kuat

Hubungan militer Rusia-Indonesia semakin kuat

Uni Soviet mulai menjual senjata kepada Indonesia segera setelah kedua negara menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1950.
Pada tahun-tahun awal itu, personil angkatan laut dan udara Indonesia dikirim untuk belajar ke Uni Soviet. Namun demikian, hubungan ini memburuk pada pertengahan 1960-an karena alasan politik.
Kedua pihak berusaha untuk melanjutkan hubungan pada awal 1990-an, tetapi sejumlah faktor membuat mereka tidak dapat membangun kembali hubungan yang dekat hingga tahun 2000-an.
Sebagai contoh, telah dilakukan beberapa kali pembicaraan mengenai pengiriman pesawat tempur Rusia Sukhoi Su-30 ke Indonesia sejak 1997, tetapi unit-unit contoh pertama tipe ini baru berhasil dikirimkan tahun 2003.
Kehadiran Rusia dan AS di Indonesia
Berlanjut kembalinya hubungan militer Rusia-Indonesia sangat dipengaruhi oleh perpecahan antara Indonesia dan AS.
Washington memberlakukan embargo yang berlarut-larut terhadap penjualan senjata ke Jakarta, dengan menuduh Indonesia melakukan pelanggaran HAM di Timor Timur.
Larangan penuh penjualan senjata, termasuk suku cadang, berlangsung sejak 1999 hingga 2005.
AS kini telah memperbaiki hubungan dengan Indonesia, tetapi Jakarta sudah belajar untuk tidak menaruh semua telurnya dalam satu keranjang saja. Indonesia mendiversifikasi impor senjatanya, membeli baik dari AS maupun Rusia.
Pada 2011, AS setuju mengirimkan 24 jet tempur bekas Lockheed Martin F-16 C/D Block 25 ke Indonesia, secara gratis.
Pada akhir 2012, kedua negara membuka pembicaraan mengenai pengiriman helikopter utilitas Sikorsky UH-60 Black Hawk dan helikopter serbu Boeing AH-64D Apache.
Pendekatan pragmatik ini memungkinkan Jakarta untuk melindungi impornya, sambil menjaga kenetralanannya dalam urusan militer kawasan regional.
Penjualan senjata Rusia ke Indonesia
Rusia sudah mengirimkan 16 pesawat tempur Sukhoi ke Indonesia sejak 2003; masih ada empat pengiriman lagi yang ditangguhkan.
Moskow juga telah menjual kepada Jakarta helikopter Mil Mi-35 dan Mi-17, kendaraan tempur infantri BMP-3F, pengangkut personil berlapis baja BTR-80A, dan senapan serbu AK-102.
Sebuah komisi antarpemerintah untuk kerja sama teknis militer dibentuk pada 2005; pada 2007, Moskow memberikan pinjaman sebesar $1 miliar kepada Jakarta guna membeli berbagai peranti keras militer Rusia.
Dalam beberapa tahun terakhir, kerja sama militer antara Rusia dan Indonesia telah berkembang hingga ke luar perdagangan senjata.
Pada 2011, angkatan laut Rusia dan Indonesia berlatih tindakan pencegahan bajak laut dalam latihan bersama mereka yang pertama sepanjang sejarah.
Rusia dan Indonesia juga melanjutkan kerja sama multilateral dalam format ASEAN. Pada bulan Juli 2004, Rusia dan ASEAN menandatangani sebuah deklarasi tentang tindakan pencegahan bersama melawan terorisme.
Pertemuan Menteri-Menteri Pertahanan ASEAN Plus Latihan Kontraterorisme dilakukan di Indonesia pada tanggal 9-13 September.
ASEAN dan Rusia pun menyelenggarakan pertemuan tahunan dan sesi-sesi kelompok kerja menyangkut keamanan maritim, bantuan kemanusiaan dan bantuan bencana, obat-obatan militer, operasi penjagaan kedamaian, dan aksi ranjau kemanusiaan.
Potensi kerja sama
Dalam Indo Defence Expo & Forum yang diadakan di Indonesia pada 2012, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meminta agar Rusia melibatkan diri secara langsung dalam mengembangkan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
Permohonan ini membuka lebih banyak kesempatan untuk bekerja sama. Moskow pun sudah menawari Jakarta bantuan untuk mengembangkan pertahanan udaranya.
Sekarang ini, pasukan pertahanan udara Indonesia hanya memiliki sistem misil surface-to-air (SAM) jarak dekat.
Viktor Komardin, wakil kepala eksportir senjata milik pemerintah Rusia, Rosoboronexport, berkata Moskow dapat menjual sistem SAM secara satuan kepada Jakarta maupun membantunya membangun jaringan pertahanan udara yang komprehensif.
Kata Edy Prasetyono, Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Indonesia: "Kerja sama militer Indonesia-Rusia belum mencapai kemajuan yang signifikan tidak hanya dalam penjualan militer, melainkan juga dalam bidang-bidang kerja sama militer lain seperti praktik, latihan, dan pendidikan militer. Terdapat banyak bidang yang dapat dikembangkan lebih lanjut oleh kedua negara: tindakan antiteror, operasi bantuan bencana, dan pertukaran personil. Kedua kedutaan di masing-masing ibukota perlu berinteraksi lebih intensif untuk menentukan tujuan bersama dan merumuskan kebijakan operasional untuk mencapainya. Indonesia kini memiliki anggaran industri pertahanan yang akan digunakan untuk mengembangkan industri pertahanan melalui kerja sama internasional. Maka dari itu, masih ada ruang bagi Rusia untuk bekerja sama dengan Indonesia terutama dalam mengembangkan platform senjata tertentu. Kedua negara perlu bernegosiasi tentang bidang yang satu ini."

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

TNI AD Terima Peluncur Roket Baru dari Brasil

TNI AD Terima Peluncur Roket Baru dari Brasil

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat menerima alat utama sistem persenjataan baru berupamultiple launcher rocket system atau senjata peluncur roket bernama Astros II. Senjata baru untuk Divisi Artileri Medan tersebut didatangkan dari pabrik Avibras Indústria Aeroespacial, Brasil. "MLRS Astros II telah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok kemarin (6 Agustus 2014), sekitar pukul 10.00 WIB," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Andika Perkasa.

Menurut Andika, Astros II yang tiba kemarin terdiri atas tiga paket, yakni satu baterai peluncur roket, amunisi roket, dan simulator peluncur roket. Ketiga paket tersebut akan segera didistribusikan ke beberapa markas TNI Angkatan Darat sesuai dengan kebutuhan. Satu baterai peluncur roket, kata dia, akan digunakan untuk Batalyon Artileri Medan 1/Malang, amunisi roket bagi Batalyon Artileri Medan 10/Bogor, dan simulator dikirim ke Pusat Pendidikan Artileri Medan. 

Andika mengatakan Astros II tiba di Indonesia lebih cepat daripada rencana semula.TNI AD, kata dia, senang karena Astros bisa dipamerkan dalam perayaan Hari Ulang Tahun ke-69 TNI yang rencananya akan digelar di Markas Komando Armada Laut Timur, Surabaya, Jawa Timur, 5 Oktober mendatang.

Astros II, Andika melanjutkan, merupakan alat utama sistem persenjataan berupa peluncur roket yang memilki mobilitas dan fleksibilitas tinggi. Musababnya, Astros II berbentuk kendaraan tempur sebesar truk yang pada bagian belakangnya menggendong peluncur roket. Rudal Astros bisa ditembakkan dari mana saja. 

Kerja sama pembelian Astros II antara pemerintah Indonesia dan Brasil sudah terjalin sejak 2012. Dalam kerja sama tersebut, Kementerian Pertahanan sebagai perwakilan pemerintah meminta perjanjian alih teknologi. Perjanjian tersebut, menurut Andika, meliputi pengadaan simulator Astros II MKS, Ammunition Mobile Acclimated Depot (AV-DMMC), revalidasi roket, dan dukungan teknis pembangunan fasilitas perawatan MLRS Astros.

Sebelumnya, pada April lalu, TNI Angkatan Darat menerima senjata baru berupa 18 pucuk meriam Hyundai howitzer tarik 155 milimeter/L52 Kh-179 dari Korea Selatan. Kaliber 155 mm pada meriam ini adalah kaliber terbesar yang dimiliki TNI AD untuk meriam jenis tarik. Daya tembak meriam ini mampu mencapai jarak 30 kilometer. 
Kepala Staf TNI Angkatan Darat saat itu, Jenderal Budiman, mengatakan pembelian satu unit meriam ini menghabiskan dana sekitar US$ 980 ribu pada saat kurs rupiah 9.000 per dolar Amerika Serikat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Indonesia Upgrade Kapal Selam Dan Sukhoi SU 35

Indonesia Upgrade Kapal Selam Dan Sukhoi SU 35

Menhan: TNI AL akan Beli 15 Kapal Selam Baru

Sumber :http://militaryanalysisonline.blogspot.com/
Purnomo Yusgiantoro, Menteri Pertahanan mengatakan akan terus menambah jumlah kapal selam yang dimiliki TNI Angkatan Laut. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menambah kemampuan pertahanan laut yang dimiliki TNI AL.

"Saat ini kita kembangkan kapal selam dari Jerman untuk seri 209. Kita juga sedang bangun tiga kapal selam dari Korea," kata Purnomo, di sela-sela serah terima Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 Meter di dermaga Ujung PT PAL Surabaya, Rabu (28/5/2014).

Menurut Purnomo, untuk memenuhi batas minimal kekuatan laut, pemerintah akan membeli sebanyak 15-18 kapal selam baru. Selain Jerman, beberapa negara juga telah menawarkan kapal selam baru diantaranya dari Rusia, Prancis, serta Swedia.

Untuk Rusia, kapal selam yang ditawarkan adalah jenis Kilo Class dengan efek penangkal bebas yang cukup baik karena dilengkapi senjata seperti peluru kendali, torpedo, antiranjau, dan antipeluru kendali, serta rudal dengan daya jelajah hingga 300 kilo meter.

"Kita sudah tinjau dan kelihatannya yang dari Rusia ini tidak pas dengan medan yang kita miliki," kata Purnomo. Karenannya, pemerintah saat ini masih mengandalkan pembuatan kapal selam dari Korea.

Untuk tiga kapal selam yang saat ini diproduksi galangan Korea, satu diantaranya dibangun dengan bekerjasama antara galangan Korea dan PT PAL dengan cara transfer teknologi.

"Kita lebih suka jika pemenuhan kapal selam ini diproduksi PT PAL karena ada kegiatan ekonomi yang menguntungkan bagi tenaga kerja dalam negeri," kata Purnomo.

Di tempat yang sama Laksamana TNI Marsetio, Kepala Staf Angkatan Laut mengatakan saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam. Dia berharap, tiga kapal selam yang dibangun bekerjasama dengan Korea segera rampung sehingga bisa menambah kekuatan yang dimiliki TNI AL.

"Kita punya dua, sekarang bangun lagi tiga, dan nanti akan kita bangun lagi tiga sehingga kekuatan minimum sudah kita miliki," kata Marsetio.

Indonesia Tertarik Memberli Sukhoi SU-35 BM

Target TNI di Minimum Essential Force (MEF) I untuk mengantisipasi konflik/sengketa wilayah dengan negara tetangga di utara, seperti Kasus Ambalat, bisa dikatakan berhasil. Berhasil dalam artian mengumpulkan senjata yang mematikan dan memiliki daya gentar yang tinggi. Untuk pertempuran di garis perbatasan maupun pertempuran anti-gerilya, keberadaan Apache AH-64E Guardian, Mi-35, MBT Leopard, serta pesawat tempur Super Tucano, akan menjadi mimpi buruk bagi lawan.

Akan tetapi Apache AH-64E Guardian, Mi-35, MBT Leopard 2A4 serta Super Tucano menjadi tidak berarti, ketika ada negara lain yang melakukan serangan dengan pesawat tempur dan bomber. Keempat Alutsista itu tidak berdaya, ketika ada skadron pesawat musuh melakukan serangan kilat dan membom obyek vital di Indonesia.

Australia sempat berpikir untuk membom Jakarta dengan F-111 Aadvark, ketika pasukan Untaet yang hendak mendarat di Timor Timur pasca jejak pendapat 1999, hendak dihalangi militer Indonesia. Jika serangan itu terjadi, bombardir yang mereka lakukan terhadap obyek vital, besar kemungkinan akan mendapatkan hasil, meski beberapa fighter atau bomber mereka berhasil dirontokkan fughter Indonesia.

Dalam program MEF I, TNI terus menambah radar untuk dapat memonitor seluruh wilayah udara Indonesia. Namun apalah artinya radar, jika tidak bisa menembak.

Indonesia terlalu luas untuk sekedar memiliki satu skuadron heavy fighter SU-27/30. Apalagi pesawat-pesawat tempur negara di sekitar Indonesia akan terus semakin canggih. Australia dan Singapura sebentar lagi akan memiliki F-35. Malaysia sedang mempertimbangkan untuk membeli F/A 18 E/F Advance. Singapura juga memiliki F-15 Silent Eagle. Belum lagi pesawat-pesawat tempur stealth China seperti Chengdu J-20.

Mungkin kita masih ingat ketika F-16 Indonesia menyergap F/A-18 Hornet USAF di wilayah Bawean. Namun F-16 Indonesia tidak bisa berbuat banyak, kerena pesawat lawan memberikan gertakan yang lebih kuat. Kehadiran 24 pesawat F-16 block 25 eks US Air Guard, tidak cukup signifikan untuk meningkatkan kemampuan Angkatan Udara Indoesia. AS sendiri hanya menggunakan F-16 block 25 sebagai armada perang lapis kedua. Pasukan pemukul udara AS untuk fighter jenis F-16 berkualifikasi Block 40/42 ke atas.

Coba bayangkan akan seperti apa bila F-16 block 25 Indonesia berhadapan dengan F-35 Australia dan Singapura ?. Yang ada pesawat tersebut akan balik kanan, kembali ke markas. Lain halnya jika Indonesia telah memiliki sistem pertahanan anti-udara jarak jauh – menengah seperti S-300 family. Tidak akan mudah bagi pasukan asing untuk menerobos wilayah Indonesia dan F-16 bisa menutup lubang yang masih ditinggalkan S-300.

Praktis sekarang Indonesia hanya memiliki 1 skadron pesawat heavy fighter SU 27/30 untuk mengkover wilayah Indonesia yang demikian luas. Tentu hal itu tidak mencukupi.

Jangan pernah berpikir tidak akan ada perang, karena jika perang itu benar-benar datang, maka porak porandalah kita, karena salah mengambil asumsi. Inggris tidak pernah berpikir akan berperang dengan Argentina yang merupakan sahabat perdagangan mereka. Namun faktanya, perang itu mendatangi Inggris. Begitu pula dengan kasus ancaman Australia maupun provikasi yang dilakukan Malaysia di Ambalat. Sebelumnya, kita tidak pernah berpikir hal itu akan dilakukan tetangga kita.

Kabar gembira muncul dari Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kamis 26 September 2013, bertempat di Surabaya. Panglima TNI tertarik untuk membeli SU 35, untuk memperkuat Skadron SU-27/30 yang dimiliki Indonesia saat ini.

“Syukur kali ini pesawat tempur Sukhoi sudah satu skuadron. Diharapkan akan ada lagi pembelian jenis SU-35 karena lebih canggih. Semoga perekonomian bisa semakin membaik, sehingga negara bisa membeli alutsista sebagai penguatan NKRI,” kata Moeldoko (republika.co.id/ 26/09/2013).

Jika Sukhoi Su-35 jadi dibeli pada MEF II (2015-2019), kekuatan angkatan udara Indonesia, cukup gagah untuk meladeni pesawat tempur asing yang mencoba menyerang Indonesia.

Untuk mendapatkan air superiority, Indonesia membutuhkan setidaknya tambahan 3 skuadron Sukhoi, yang tentunya keberadaannya lebih powerfull dibandingkan Helikopter Apache maupun MBT Leopard. Sukhoi akan dapat bergerak cepat untuk menutup celah yang ada di udara Indonesia ataupun untuk mengusir pesawat yang menyusup.

Jika radar Indonesia mendeteksi adanya serangan musuh, Indonesia tidak bisa menembaknya dengan Apache AH-64E ataupun MBT Leopard, melainkan angan udara. Apache dan Leopard hanya dibutuhkan Indonesia ketika musuh telah mendarat ke tanah Indonesia. Hal itu hanya bisa terjadi jika air superiority dan sistem pertahanan udara Indonesia, telah dilumpuhkan musuh.

Pasukan multinasional yang dipimpin AS, hanya melakukan serangan darat ke Irak, setelah air superiority dan sistem pertahanan anti serangan udara dilumpuhkan terlebih dahulu. Sementara dalam kasus peperangan di Serbia, AS tidak berani melakukan serangan udara/ bombardir, karena satelit mata-matanya menangkap ada beberapa baterai S-300 yang digelar oleh Serbia. Padahal usai perang diketahui sebagian besar baterai itu hanyalah dummy alias palsu.

Pada MEF II, TNI harus bisa membuat Angkatan Udara berada pada level pasukan yang disegani lawan (having a respectable Air Force), yang bertujuan untuk membuat pihak asing berpikir puluhan kali jika hendak menganggu wilayah Indonesia.

Meskipun Indonesia merasa yakin tidak ada musuh potensial saat ini, namun mengamankan wilayah udara adalah sangat penting, karena dari situlah wibawa negeri Indonesia ditegakkan. Rudal pertahanan udara, UAV serta pesawat tempur modern dibutuhkan Indonesia, walau jumlahnya masih sedikit. Efek deteren itu antara lain dimunculkan oleh adanya pesawat tempur yang modern/ up to date, bukan pesawat lawas. Sudah waktunya Indonesia merogoh sakunya di MEF II, untuk kebutuhan tersebut.

Kegunaan S-300
Jika Indonesia memiliki sistem pertahanan udara S-300, maka alutsista ini akan secara efektif menghentikan kemampuan ofensif dari musuh dan tidak memberikan mereka air superiority.

S-300 digabungkan dengan sistem anti-udara jarak pendek (meski sudah tua), akan memberikan perlindungan sangat kuat. S-300 tidak akan efektif untuk menangkal pesawat tempur atau rudal yang sudah terlalu dekat, serta terbang rendah di bawah 25 meter menelusuri relief bumi. Pesawat tempur atau rudal yang lolos ini, akan ditangani dengan baik oleh rudal/senjata anti udara jarak pendek, seperti gabungan starstreak dan Oerlikon Skyshield atau jenis lainnya, seperti Pantsir.

Gabungan S-300 dengan Pantsir atau rudal anti-udara jenis lainnya, akan menjadi duet maut, sangat sulit untuk ditembus. Untuk tidak tidak heran negeri yang memiliki ancaman militer tinggi, seperti Iran dan Suriah, mati-matian untuk mendapatkan S-300 family.

Jenis Rudal Anti-Udara S-300
S-300P (1978) – 5V55K missile, 47 km range.
S-300PS (1983) – 5V55R missile, 75 km range.
S-300PMU1 (1993) – 4N6E missile, 150 km range.
S-300PMU2 (1997) – 4N6E2 missile, 200 km range.
S-400 modifikasi dari S-300PMU2.

Tiga varian S-300 yakni: S-300V, S-300P dan S-300F :
S-300V. Kode V yang berarti Voyska ditujukan untuk pasukan darat. Perlindungan udara untuk pasukan darat ini meliputi: anti rudal balistik, anti rudal jelajah serta pesawat tempur. S-300V diangkut oleh MT-T transporters (tracked) dengan amunisi rudal 9M83 “GLADIATOR” berdaya jangkau maksimum 75 km. Sementara 9M82 “GIANT” (SA-12B Giant) dapat mencapai target hingga 100 km dan mampu menyasar pesawat/rudal di ketinggian (altitude) 32 km (100,000 ft). S-300V lebih ditujukan untuk menangkis serangan Anti-Ballistic Missile.

Sementara S-300P merupakan versi orsinil dari sistem pertahanan udara S-300. Huruf P berarti PVO-Strany (Sistem pertahanann udara negara). Awalnya S-300P kesulitan untuk menjejak target di bawah 500 meter dari permukaan tanah. Namun Rusia terus mengembangkan sistem Track Via Missile-nya (TVM) sehingga kini mampu menjejak target di ketingian 25 meter.

S-300PT-1 dan S-300PT-1A (SA-10b/c) merupakan versi import maupun kebutuhan dalam negeri Rusia, hasil pengembangan dari sistem S300PT. Sistem rudal ini menggunakan rudal 5V55KD dengan jangkauan 75 km. Pada tahun 1985 diperkenalkan S-300PS/S-300PM dengan rudal baru 5V55SR dengan jangkauan 90km dan dilengkapi dengan terminal pemandu semi-active radar homing (SARH).

Tahun 1992 diperkenalkan S-300PMU untuk versi eksport dengan feature upgrade rudal 5V55U yang bisa menjejak obyek yang lebih kecil serta memiliki jangkauan hinga 150km.

Jenis peluncur maupunjenis rudal terus berkembang. Ukuran dan hulu ledak yang lebih kecil namun memilki janghkauan yang lebih jauh. S-300PMU-2 misalnya dengan mengusung rudal rudal 48N6E2 mampu menggasak sasaran hingga jarak 195km. Sementara rudal 9M96E2 mampu menggasak sasaran yang sangat dekat hingga jauh, yakni dari jarak 1 hingga 120 km.

Adapun S-300F yang berarti Flot (fleet) diperkenalkan tahun 1984 untuk pertahanan anti-udara kapal perang yang mengacu pada Sistem S-300P. Dilengkapi rudal baru 5V55RM, jangkauan sistem S-300F bertambah menjadi 7-90 km dengan kecepatan 4 mach dan mampu menghajar target di ketinggian 25 -25.000 meter (100-82,000 ft). S-300FM adalah versi yang lebih baru dan diperkenalkan pada tahun 1990. Kecepatan rudal meningkat pesat menjadi 6 hingga 8,5 Mach dengan hulu ledak 150 kg dan mampu menyasar target 5–150 km (3–93 mi) di altitude 10m-27 km (33–88500 ft). Setelah dilengkapi dengan ultimate track-via-missile guidance method, rudal ini dapat menyergap short-range ballistic missiles.

Katakanlah anda memiliki dua Pangkalan Udara yang satu dilindungi oleh S-300 dan satu lagi dilindungi AAA Gun. Kerusakan keduanya memiliki nilai militer yang sama. Kira-kira Pangkalan Udara mana yang akan dipilih musuh untuk dihancurkan ?. Tentunya yang dilengkapi pertahanan udara AAA Gun. Semua militer akan mencari target yang lebih mudah. Jika S-300 harus diserang oleh musuh, tentu ada berbagai cara yang mereka lakukan.

S-300 bisa dilumpuhkan, namun membutuhkan usaha yang besar. Membutuhkan kordinasi yang tinggi, teknologi jamming- decoy, taktik dan skill. Sistem pertahanan S-300 memiliki keterbatasan persediaan rudal yang akan ditembakkan. Ketika persediaan itu sudah habis dilepas, tentu akan mudah bagi musuh untuk menghancurkannya.

Satu contoh yang bagus, NATO pada tahun 2011 mengujicoba SEAD fighter mereka (Supression of Enemy Air Defenses) dengan Early Warning Aircraft terhadap sebuah sistem pertahanan udara S-300 Slovakia. Usai ujicoba hanya pesawat Rafale yang mampu keluar dari latihan itu tanpa tertembak. Pesawat lain rontok disikat S-300. Untuk itulah mengapa NATO dan Israel sangat resah dengan Suriah yang diduga telah diperkuat oleh Rusia dengan S-300. Rusia terus memodernisasi sistem pertahanan udara Suriah.

Missile S-300PMU-2 merupakan tantangan berat bagi seluruh pesawat tempur generasi 4 atau 4++ dalam jarak 150 km. Kecepatan dari rudal 48N6E2 S-300PMU-2 sekitar 3 km/ detik atau 6 hingga 8 kecepatan suara/ Mach. Bayangkan saja anda seorang pilot F-16 yang terbang dengan kecepatan 1,8 Mach dihampiri oleh rudal kecepatan 6 Mach.

Katakanlah negara kita memiliki dua baterai S-300PMU-2 dengan rudal 48N62E yang setiap baterainya dilengkapi 8 hingga 12 launcher S-300PMU-2. Masing-masing unit S-300PMU-2 dilengkapi 4 rudal siap tembak. Artinya ada 16 hingga 24 S-300PMU-2 dikalikan (x) 4 rudal, yakni 64 hingga 96 rudal ditembakkan dalam waktu 10 menit. Harga 64 hingga 94 pesawat tempur itu sekitar 10 hingga 20 miliar dollar. Kira-kira bagaimana perasaan atau nyali pihak asing yang hendak mencoba-coba atau mengganggu wilayah udara Indonesia?. Pada MEF II, kita membutuhkan a respectable Air Force.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS