MLRS Astros II Sang Kandidat Untuk Armed TNI AD
JKGR-(IDB) : Pengkajian
tentang Multiple Launch Rocket System (MLRS) yang harus dibeli TNI AD,
sudah berlangsung panjang. User di perbatasan Kalimantan juga sudah
berteriak-teriak menginginkan MLRS segera datang, untuk mengimbangi
kekuatan militer yang digelar Malaysia di perbatasan.
Peninjauan
MLRS ke negeri pembuatnya pun telah dilakukan, antara lain ke China
dan Brazil. Namun peluncur roket multi laras mana yang dibeli, belum
juga ketahuan.
Kementerian
Pertahanan dan TNI AD sepaham bahwa MLRS harus mengisi alutsista
satuan Armed, untuk mengejar Pembangunan Kekuatan Minimum (Minimum
Essential Force) TNI AD 2010-2029. Armed harus berdaya dan mampu
meladeni/melenyapkan potensi ancaman ke pasukan infanteri yang sedang
bergerak di medan perang. Untuk itu Armed Kostrad ini, memerlukan
alutsista yang modern, jarak jangkau yang jauh, berdaya ledak besar dan
mobile.
Kandidat
MLRS tersebut adalah: Astros II Brazil, Himars Amerika Serikat,
T-122/300 Turki dan WS-2 China. Kandidat terkuat dari semua itu adalah
Astros II Brazil. Dari segi harga Astros II lebih mahal dibandingkan
T-122 Sakarya Turki, namun MLRS Brazil memiliki keunggulan: daya
jangkau, daya hancur, berteknologi modern, anti-serangan zat kimia dan
biologi, serta bisa diangkut hercules c-130. Brazil pun siap berbagi
teknologi dengan PT Pindad, untuk lapis baja pengangkut MLRS Astros
II.
Kandidat
lain yang diajukan TNI ke Kementerian Pertahanan adalah T-122/300
Turki. Namun dari segi kualitas MLRS Turki ini, jauh di bawah Astros
II, walau harganya lebih murah. MLRS Turki ini juga tidak bisa langsung
diangkut oleh Hercules, kecuali sebagian komponennya dilepas terlebih
dahulu. Secara Teknologi MLRS T-122/300 Turki hampir sama dengan WS-1
China. T-122 Sakarya Turki mengadopsi MLRS BM-21 Grad yang sudah jadul,
produksi tahun 1964. Bahkan Rusia sendiri telah mengeluarkan varian
terbaru BM-30 Smerch, yang juga telah ditolak oleh Indonesia.
TNI AD sendiri menginginkan MLRS Astros II untuk mengisis alutsista Armed Kostrad.
Saingan
Astros II adalah Himars. namun, Himars tampaknya akan dikesampingkan
karena harganya terlalu mahal, sehingga dari sisi kuantitas tidak masuk
ke dalam jumlah minimum yang dibutuhkan.
Melihat
lancarnya proses pembelian pesawat Super Tucano ke Brazil, peluang
lolosnya MLRS Astros II mejadi MLRS Armed, semakin besar.
Apalagi tim Kemenhan dan TNI AD telah meninjau MLRS tersebut ke Brazil.
Astros II
Astros
II (Artillery Saturation Rocket System) dikembangkan oleh Avibras
Aerospacial SA, Sao Paulo, Brazil sejak tahun 1983, dan telah digunakan
Angkatan Darat Brazil, Arab Saudi, Qatar dan Malaysia.
Arab
Saudi menggunakan MLRS Astros II dalam perang Irak-Koalisi tahun 1991.
Pada tahun 2002, Malaysia membeli 18 unit Astros II dan kembali
melakukan pembelian 18 Astros II di tahun 2007.
Astros
II menembakkan lima jenis roket dengan kaliber yang berbeda dari
ukuran 127 mm hingga 300 mm. MLRS ini bisa menembakkan 3 baterai
sekaligus, untuk target yang ditetapkan command and control lewat radar
dan komputer.
Astros
II bisa digunakan sebagai rudal anti-kapal di pertahanan garis pantai
dengan cara dikombinasikan dengan AV-CBO, yakni radar mobile penjejak
kapal.
Satu
grup MLRS Astros II terdiri dari satu mobil command and control
vehicle/fire control beserta dua mobil peluncur roket dan amunisi.
Untuk
roket caliber 127mm (SS-30), Astros II menembakkan 32 roket sekaligus
dengan jarak jangkau 9- 30 km. Untuk roket kaliber 180mm, memuat 16
roket dengan jarak tembak 15-35km.
Sementara
untuk roket kaliber 300mm, memuat 4 roket dengan jarak tembak 20- 80
km. Selain dilengkapi armour protection, MLRS ini bisa dioperasikan
malam hari dan bisa menyasar berbagai jenis target.
Avibras
Aerospacial telah mengembangkan misil yang ditembakkan melalui Astros
II dengan jangkauan 300 km dengan memuat berbagai jenis hulu ledak.
Kendaraan
pengangkut roket multi laras ini, lapis baja 6×6 dengan kecepatan
maksimum 90km/ jam atau setara dengan mesin diesel Mercedes-Benz 280hp.
Kita tunggu kedatangan MLRS Astros II. Semoga tidak ada kejutan kali ini.
Maksudnya, jangan sampai Astros II yang ditunggu kedatangannya, namun yang muncul malah yang lain, kecuali diganti Himars.
Transfer of technology
(ToT) memang sangat penting, seperti yang ditawarkan oleh produsen
T-122/300 Turki. Namun kualitas alutsista juga tidak kalah penting.
Jangan sampai demi mengejar transfer of technology, semua alutsista “di-ToT-kan” yang mengakibatkan kualitas alustista meleset dari keinginan user.
Sumber : JKGR
0 komentar:
Posting Komentar